15.000,00
Directed by Khusnul Khitam
Berkisah tentang penagih hutang yang juga memiliki hutang. Kondisi yang dilematis terjadi pada diri Sugeng seorang Debt Collector dimana batinnya sangat bisa merasakan sulitnya mendapatkan uang untuk membayar hutangnya, sementara setiap hari ia harus menagih hutang kepada orang-orang yang ia tahu kehidupannya lebih sulit darinya. Jiwa manusianya berontak. Namun apa yang bisa dilakukan?
Kebanyakan kita saat ini berpikir hal yang sama tidak ada yang bisa dilakukan sebab kehidupan memang seperti ini. Banyak dari kita menyerah oleh realitas keseharian dan mengorbankan perasaan batin kita sebagai manusia untuk peduli kepada orang lain. Sugengpun mengalami kondisi yang sama, namun aktifitas kesehariannya sebagai Debt Collector bukan membuat hatinya kian mengeras justru sebaliknya setiap malam ia gelisah.
Jiwa kemanusiaan sugeng berontak sampai dititik tertentu, ia memutuskan untuk melakukan sesuatu meskipun itu merugikan dirinya sendiri, ia tak lagi berpikir untung rugi sebab hidup adalah anugerah Tuhan bukan pasar bukan juga belantara yang penuh kekerasan. Sugeng memandang hidup sebagai berkah maka dirinya pun harus mampu menjadi bagian dari keberkahan itu. Hal yang tidak masuk akal dilakukannya, memberi tanpa mengharapkan keuntungan hanya demi menuntaskan kegelisahan batinnya.
Kisah unik ini diramu dengan apik sehingga penonton akan merinding saat moment-moment penting. Sugeng tokoh yang dihadirkan penuh kesadaran namun mampu hadir sebagai figure manusia yang penuh dengan keikhlasan.
FIlm produksi Lookout Pictures Indonesia, 2010.
FIlm Terbaik Festival FIlm Independent TVRI 2010
Best Screenplay Balinale International Film FEstival 2010
Official Selection Balinale International Film Festival 2010
Ide Cerita Terbaik Malang Film Festival 2010
Official Selection Australia Film FEstival 2010
Nominasi FIlm Pendek Terbaik FFI 2012
15.000,00
Sypnopsis
An engaged couple is lunching in a cafeteria, and we follow their conversation as they go into minute detail about what needs to be organized for the upcoming wedding. She stabs compulsively at the food on her plate as they discuss the dowry, and he waves around his hands. We learn that in Indonesia's culturally divided society, neither the preparations nor the wedding itself are simple. This is a glimpse into the life of a modern young people struggling with their parents' cultural legacy.
Director
Ismail Basbeth
10.000,00
directed by Myrna Paramitha Pohan, 16 minutes
SYNOPSIS
This film is about the daily routines of a Javanese married woman. In Java, young women are being prepped before marriage to be good and devoted wife. They are being sent to higher education by their parent not to make a career for them selves, but to eventually find a partner with a higher status and education who can provide for them in every way. The wife is expected to be devoted and serve her husband
FESTIVAL
CAST-CREW
DIRECTOR Myrna Paramita Pohan | FIRST ASSISTANT DIRECTOR Ismail Basbeth | FIRST ASSISTANCE CAMERA Antomac |
PRODUCER Myrna Paramita Pohan |
SECOND ASSISTANT DIRECTOR Ladya Cheryl |
SECOND ASSISTANT CAMERA Sunavlis |
EXECUTIVE PRODUCER Amir Pohan | ART DIRECTOR Rita Yossy | SCRIPT CONTINUITY Azizzah Imam |
WRITERS Myrna Paramita Pohan, Ladya Cheryl | LINE PRODUCER Lyza Basbeth | CAST |
DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY Amir Pohan | SOUND RECORDING Tommy Fahrizal | Putri Ayudya |
EDITOR Amir Pohan |
COLOURIST Amir Pohan, Rivai Chen |
Aryadilla Yarosairy |
10.000,00
Directed by Amir Pohan, 14 min
A story about a man who is assigned the task of logging countless VHS videotapes by a mysterious stranger. during the duration of his work he meets all sorts of characters, a panda, lost robots and a beautiful girl.
View full product details