25.000,00
Directed by Andibachtiar Yusuf, Amir Pohan, 75 minutes
Sepakbola, bagi banyak orang di berbagai belahan dunia, adalah cara yang sentimentil untuk bertahan hidup. Indonesia tidak terkecuali. Sepakbola juga adalah pengingat akan komposisi masyarakat yang cenderung masih terikat dalam kelompok-kelompok, dalam tribal-tribal kecil yang saling koeksistensi. Lagi-lagi Indonesia tidak terkecuali. The Jak boleh jadi spesifik bercerita tentang komunitas pendukung Persija, tapi siapa yang bisa menyangkal apabila pola serupa tidak terjadi dengan klub sepakbola lainnya?
Keasyikan The Jak adalah ia bisa bicara untuk beragam komunitas sejenis di berbagai pelosok Indonesia. Fokus pembuat film bukan pada klub sepakbolanya, tapi pada bagaimana klub yang sama diterjemahkan oleh individu yang berbeda-beda dari berbagai pelosok menjadi suatu ide dan imaji bersama, bagaimana para pendukung bisa merasa terhubung dengan mereka-mereka yang berjibaku di lapangan hijau, yang bisa jadi tidak kenal bahkan tidak punya hubungan darah maupun daerah dengan para suporter. Imagined communities, tutur seorang cendekiawan pada suatu masa, adalah konsep yang mendasari kebersamaan kita sebagai sebuah bangsa. The Jak, melalui untaian kisah manusianya, adalah pelajaran sederhana tentang fondasi-fondasi yang mengikat kita sebagai masyarakat, yang membingkai masyarakat kita sebagai sebuah komunitas besar.
DIRECTOR Andibachtiar Yusuf |
CINEMATOGRAPHY Farishad Latjuba |
CO-DIRECTOR Amir Pohan |
FILM EDITING Amir Pohan |
WRITER Andibachtiar Yusuf |
SOUND DEPARTMENT Amir Pohan |
STORY Andibachtiar Yusuf |
CAMERA AND ELECTRICAL DEPARTMENT Farishad Latjuba, Andibachtiar Yusuf |
CO-WRITER Amir Pohan |
CAST Ferry Indrasjarief |
EXECUTIVE PRODUCER Amir Pohan, Andibachtiar Yusuf |